“Di tengah pusaran transisi energi dan kepemimpinan nasional yang tengah beralih, figur Gubernur Jambi Al Haris muncul bukan sekadar sebagai kepala daerah tetapi sebagai arsitek gagasan baru tentang masa depan energi daerah.”
KABARJAMBI.ID — Aula besar Kementerian Investasi sore itu terasa berbeda. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia membuka forum dengan pernyataan yang terdengar sederhana, namun sarat makna.
“Negara ini tidak bisa hanya dibangun dari pusat. Energi, ekonomi, dan kesejahteraan itu lahir dari tanah daerah. Dari tangan-tangan seperti Gubernur Al Haris ini,” ujar Bahlil, disambut tepuk tangan panjang.
Kalimat itu bukan sekadar pujian spontan. Ia menandai pergeseran besar arah kebijakan energi dan investasi nasional, di mana peran daerah kini ditempatkan bukan sebagai pelaksana, tapi sebagai motor ideologis pembangunan.
Dan di tengah arus itu. Nama Al Haris, Gubernur Jambi yang baru beberapa bulan lalu dikukuhkan sebagai Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET), kini menjadi figur sentral.
Kepemimpinan Al Haris di ADPMET bukan semata simbol representasi daerah. Di tangan mantan bupati dua periode ini, organisasi tersebut menjelma menjadi poros baru dalam diplomasi energi nasional.
Selama ini, daerah penghasil migas hanya menjadi “penonton” dari transaksi besar di balik meja Jakarta. Namun kini, di bawah bendera ADPMET, daerah mulai menegosiasikan posisi setara dalam pembagian hasil, pengelolaan energi baru terbarukan, hingga penyusunan peta jalan dekarbonisasi.
“Kalau daerah hanya jadi pelaksana, maka daerah tidak akan maju. ADPMET harus jadi suara baru yang menegakkan keadilan fiskal dan energi,” tegas Al Haris dalam sambutannya, dengan nada yang tenang tapi mengandung daya gugah politik.
Gaya Kepemimpinan Visioner di Tengah Transisi Global Ala Wo Haris
Momentum ini datang ketika dunia sedang berpacu menuju green transition. Di saat banyak kepala daerah sibuk dengan agenda seremonial, Al Haris justru membawa ADPMET menjadi think tank energi baru yang menyeimbangkan kepentingan lingkungan dan ekonomi rakyat.
Di bawah arahannya, beberapa rencana strategis mulai disusun:
- Skema profit sharing yang lebih adil antara pusat dan daerah penghasil migas,
- Pilot project biofuel berbasis sawit di Jambi dan Kalimantan Barat,
- dan kolaborasi lintas daerah untuk mengakselerasi pembangkit tenaga surya lokal.
Langkah ini memberi sinyal kuat kepada pemerintahan mendatang, terutama kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. Bahwa konsolidasi energi daerah bisa menjadi senjata baru untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
Sumber internal di lingkungan ADPMET bahkan menyebut, Al Haris tengah menyiapkan “Peta Jalan Energi Daerah” yang akan diajukan langsung kepada pemerintah pusat sebagai model pembaruan tata kelola migas dan EBT nasional.
Secara politik, posisi Al Haris kini berada pada titik ideal:
- Ia memimpin forum strategis yang beranggotakan lebih dari 20 provinsi penghasil migas dan energi,
- memiliki jaringan kuat di daerah-daerah kunci energi seperti Riau, Kaltim, dan Papua Barat,
- serta dihormati oleh tokoh-tokoh teknokrat di Kementerian ESDM dan Bappenas.
- Selain menjabat sebagai Gubernur Jambi dan Ketum ADPMET. Ternyata Gubernur Al Haris juga di percaya oleh Seluruh Gubernur Se Indonesia untuk melanjutkan dan menahkodai Asosiasi Pemerintahan Provinsi se-Indonesia (APPSI) .
Secara ekonomi, gagasan yang ia dorong diyakini dapat mengembalikan miliaran rupiah ke daerah. Bukan hanya dalam bentuk revenue sharing, tetapi dalam bentuk investasi langsung dan program tanggung jawab sosial berkelanjutan (CSR).
Di tengah krisis fiskal akibat menurunnya produksi migas nasional, ADPMET di bawah Al Haris menjadi game changer baru, menghubungkan kebijakan energi dengan kesejahteraan rakyat lokal.
Pujian Bahlil sore itu mungkin terdengar spontan, namun bagi banyak pengamat politik energi, itu adalah bentuk pengakuan awal.
“Kalau ada kepala daerah yang paham bahasa energi dan diplomasi ekonomi, itu Al Haris,” kata seorang pejabat senior di Kementerian Investasi yang enggan disebut namanya.
Kepemimpinan yang tenang, diplomatis, namun berani menembus batas birokrasi membuatnya mulai diperhitungkan dalam lingkaran kebijakan strategis pemerintahan baru.
Dengan segala langkah dan ketenangan politiknya, tak berlebihan bila sejumlah analis menilai bahwa “Al Haris kini bukan hanya Gubernur Jambi, tapi simbol arah baru peran daerah dalam energi nasional.”
Dan di bawah benderanya, ADPMET menjelma menjadi jembatan antara energi, ekonomi, dan masa depan bangsa.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.