KABARJAMBI.ID — Langit pagi di Lapangan Kantor Gubernur Jambi tampak cerah, seolah ikut menyambut wajah-wajah muda yang berdiri rapi mengenakan seragam sekolah. Di antara ribuan siswa itu, ada senyum yang sulit disembunyikan. Hari itu bukan hari biasa. Mereka datang bukan hanya untuk upacara peringatan Sumpah Pemuda, tapi juga menerima harapan baru lewat program Dumisake Pendidikan dari Pemerintah Provinsi Jambi.
Gubernur Jambi Al Haris, bersama Wakil Gubernur Abdullah Sani, menyerahkan langsung bantuan perlengkapan dan biaya pendidikan bagi ribuan siswa SMA, SMK, dan SLB di Kota Jambi. Bantuan ini merupakan bagian dari Program Dumisake Pendidikan Tahun Anggaran 2025, yang difokuskan untuk membantu keluarga kurang mampu agar anak-anak mereka tidak terhenti di tengah jalan pendidikan.
Menurut data Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, tahun ini bantuan perlengkapan sekolah (BPS) diberikan kepada 921 siswa, sementara bantuan biaya pendidikan (BBP) diterima 340 siswa sekolah swasta di Kota Jambi.
Dalam sambutannya, Gubernur Al Haris menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
“Tujuan kita adalah memastikan anak-anak yang tidak mampu tetap bisa sekolah. Kita bantu perlengkapan sekolah mereka yaitu baju, sepatu, tas, buku. Paling tidak, orang tua mereka tidak lagi memikirkan biaya itu,” ujar Al Haris.
Ia menambahkan bahwa kebijakan ini sejalan dengan program nasional pemberian makanan bergizi gratis bagi pelajar.
“Sekarang sudah ada makanan gratis dari Pak Presiden. Kalau itu dikombinasikan dengan bantuan perlengkapan dari Pemprov dan kabupaten/kota, maka anak-anak akan belajar dengan tenang dan tidak lagi dibayangi kekurangan,” tambahnya.
Di sela acara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, M. Umar My, mengatakan bahwa penyaluran Dumisake Pendidikan tahun ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk memastikan pemerataan akses pendidikan.
“Kami ingin memastikan bantuan ini tepat sasaran dan menjadi motivasi bagi siswa agar tetap semangat belajar,” ungkapnya.
Suasana di lapangan pagi itu begitu hangat. Beberapa siswa tampak memeluk erat tas baru mereka, sementara sebagian lain menatap seragam barunya dengan mata berbinar. Bagi mereka, bantuan ini bukan hanya soal benda, tapi tentang rasa dihargai, tentang keyakinan bahwa masa depan mereka diperhatikan.
Melalui program ini, Al Haris kembali menegaskan pandangan dasarnya, pendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa. Tetapi harus menjadi hak semua anak. Ia ingin memastikan tidak ada kesenjangan antara yang mampu dan tidak mampu.
“Kita ingin tidak ada lagi istilah kaya atau miskin di dunia pendidikan. Semua anak Jambi punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” tegasnya.
Hari itu, ribuan siswa pulang bukan hanya membawa perlengkapan sekolah, tetapi juga membawa semangat baru. Mereka tahu, pemerintah tidak sekadar berbicara tentang pembangunan. Tetapi benar-benar hadir, tepat di saat mereka membutuhkan.

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.